Advertisement

27/05/19

Download Gratis Template Blogger 3rdball Premium

31/10/17

ANTI DURIAN (Tugas Jurnalistik)

 

Laki-laki yang lahir pada Hari Jum’at Pukul 09.10 pada tanggal 24 Januari 1997 Masehi atau bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan 1417 Hijriah, itulah aku. Namaku Lukmanul Hakim.

Namaku merupakan nama Surah ke 31 dalam Al-Qur’an. Sebagaimana kisah Luqman dalam surah Luqman, begitu pula cita-cita orang tuaku memberikanku nama itu, yaitu laki-laki yang bijaksana.

Masa kecilku merupakan masa yang paling bahagia menurutku. Meski sekarang aku sadar bahwa masa kecilku itu penuh lika-liku; ada susah, senang, haru dan pilu. Aku pernah merasakan luka karena tak hati-hati saat bermain pisau dan bahkan aku pernah menangis sepanjang malam setelah dipukul ayahku karena berenang di sungai tak ingat waktu, dari pagi sampai sore hari.

Usia SMP jauh lebih bahagia kurasa. Tiga tahun alias enam semester di bangku SMP, rangking kelasku yaitu 15, 15, 1, 1, 3 dan 1. Hal itu membuatku mendapat hadiah sepeda dan sebuah gitar baru. Tapi bukan itu bahagianya. Yang bahagia itu saat jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi itu semua masa lalu yang jika diingat akan merasa lucu dan bisa buat tertawa bahkan nangis secara sendirinya.

Maafkan aku yang dulu dan yang kemarin karena mungkin saja menyakitimu. Ini bukan curhat, tapi selipan ungkapan perasaan yang jika dipendam akan merasakan sakitnya tuh di sini, sambil memegang dada sebelah kiri. Jadi harap dimaklumi.

Sekarang usiaku genap 20 tahun. Diusia kepala dua ini aku duduk di bangku perkuliahan di IAIN Pontianak, konsentrasi jurnalistik jurusan KPI. Jangan tanya kenapa aku pilih jurnalistik, langsung saja kunjungi blog pribadiku di jurnallukman.net. Klik juga iklan-iklannya biar aku dapat komisinya.

Sedikit bocoran, alasan kenapa aku pilih jurnalistik yaitu karena aku kepo dan kepo itu tidak haram. Aku juga suka jalan-jalan. Aku suka soto, suka warna hijau, suka rambutan dan suka perempuan, bukan main perempuan. Jadi pada intinya, aku hanya anti durian.

13/10/17

Hukum Adat Tangkal Radikal (Tugas Narrative Reporting)

 

Berada diantara barisan bukit dan gunung membuat pemandangan Desa Sri Wangi, Kec. Boyan Tanjung, Kab. Kapuas Hulu, Prov. Kalimantan Barat sangat menyejukkan mata. Jalan tanah berbatu membuat suasana tampak asri nan alami. Apalagi pagi ini, Jum’at, 20/07/2017, matahari yang cerah tampak dengan senang hati menyinari. Sehingga tampak sempurna ciptaan Tuhan di secuil permukaan bumi yang orang menyebutnya “Jantung Dunia” ini.

Masih sekitar pukul 05.30, masyarakat sudah tampak beraktivitas di depan rumah mereka, ada yang menyapu teras, menjemur pakaian dan membuka warung. Namun, tak nampak seorang pun yang hendak pergi “ngaret”. Memang masyarakat Desa Sri Wangi mayoritas adalah petani karet yang seharusnya sudah berangkat pagi-pagi sekali.

Salah seorang pria yang tampak kekar, As’at (37 tahun) berjalan ke sebuah warung. Wajahnya tampak segar, tapi tiba-tiba berubah ketika ditanya tentang kerja. As’at mengatakan bahwa sebagian besar warga di Kabupaten Kapuas Hulu tidak akan pergi bekerja pada hari jum’at.

“Rata-rata kalau di Kapuas Hulu orang tidak mau pergi bekerja Hari Jum’at. Kalau Sabtu, Minggu tetap kerja. Ya, kita istirahat lah, kan mau siap-siap jum’atan,” tukasnya.

Memang 100% masyarakat Desa Sri Wangi merupakan Suku Melayu, Islam. Sehingga wajar saja jika alasan tidak bekerja adalah karena akan jum’atan. Kaum hawa pun tidak akan pergi bekerja, mereka hanya akan mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci pakaian dan menyapu halaman. Begitulah mereka menghargai Hari Jum’at.

Namun, wajah As’at seperti ingin berkata lain. Dan memang, ternyata ia mengaku tak punya pekerjaan tetap. Meski punya ladang karet, ia jarang ikut ngaret karena sudah dikerjakan oleh istrinya.

“Saya biasanya nyetir mobil, bawa karet ke Pontianak. Itu pun kalau ada karet yang diantar. Kalau tidak, ya diam-diam saja di rumah,” ujarnya santai.

Dihuni oleh 166 Kepala Keluarga dari dua dusun, yaitu Dusun Gurun Ladan dan Tanjung Lanyan membuat suasana Desa Sri Wangi sepertinya tak mungkin sepi. Namun fakta berkata lain, masyarakat harus lebih lama di ladang karet dan jarang berada di rumah agar mendapat penghasilan yang lebih besar. 

Kondisi masyarakat diungkapkan Plt Kades (Pelaksana Tugas Kepala Desa), Muhamad Nor (44 tahun), ketika ditemui di Kantor Desa, Rabu, 26/07/2017. Beliau mengungkapkan perasaan masyarakat tentang pekerjaan yang susah didapat.

“Masyarakat memang banyak yang kerja ngaret, karena tidak ada pilihan kerja yang lain. Tapi harga karet sekarang tak sesuai, tak pernah jauh dari Rp.4000. Mana bisa cukup. Padahal dulu sempat Rp.15.000 per kilo. Kita bingung juga dengan pemerintah,” keluhnya.

Padahal sebenarnya alam Kapuas Hulu termasuk Desa Sri Wangi sangat kaya. Bisa berladang dan bertambang. Tapi pemerintah buat aturan tidak boleh buka ladang karena akan membakar lahan dan pertambangan pun sudah mulai dipinta tutup karena merusak alam.

Keluhan juga diungkapkan Kepala Dusun Gurun Ladan, Azman (37 tahun). Di rumahnya yang beratap daun sirap, sarjana yang hendak mengabdikan diri kepada desanya ini juga bingung dengan kebijakan pemerintah terhadap dessanya.

“Orang-orang kan sebut Kapuas Hulu itu Jantung Dunia. Jadi kita harus jaga alam Kapuas Hulu. Tapi masyarakat kan juga butuh pekerjaan, butuh uang untuk hidup. Harusnya pemerintah memperhatikan itu,” keluhnya sambil mengambil sebuah buku, yaitu buku tamu dan meminta untuk diisi. “Tapi apa-apa kita kan dilarang. Jadi kita seperti orang asing di desa sendiri,” sambungnya.

Azman mengaku bahwa tak heran jika ada saja masyarakat yang nekat buka lahan untuk berkebun supaya mendapatkan penghasilan. Tapi tetap saja masyarakat diawasi oleh pihak Polsek Kecamatan Boyan Tanjung.

Siang tadi, Minggu, 23/07/2017, di sebuah warung Kanit Intel Polsek Kecamatan Boyan Tanjung, Ridho Wirawan sedang bersosialisasi dengan  masyarakat. Sebagai intel, dia mengaku harus dekat dengan masyarakat dan menampung keluhan-keluhan mereka.

Terkait larangan membuka lahan dan bertambang, Ridho memang mengaku dari pihak Polsek tetap memantau agar masyarakat tidak semabarangan membakar lahan dan membuat tambang.

“Kita pro masyarakat. Jika ada yang buka lahan dan buat tambang kita tidak langsung proses dan tidak ditutup paksa. Kita lihat keadaan masyarakat, kita pelajari dan kita berikan penjelasan tentang dampak-dampak yang akan terjadi kedepannya,” pungkasnya sembari menyeduh kopi.

Muhamad Nor membenarkan terkait adanya sosialisasi yang gencar dilakukan Polsek terkait bahaya membakar lahan dan membuat pertambangan liar.

“Tapi hanya sekedar sosialisasi, dampaknya begini bagi alam katanya. Tapi dampak bagi masyarakat kurang diperhatikan. Masyarakat butuh solusi yang pasti. Itu yang masih belum terjawab hingga kini,” ungkapnya.

Masyarakat bisa saja marah dengan Polsek atau pemerintah karena persoalan ini. Seperti As’at yang merasa sudah sangat geram dengan pemerintah yang tak kunjung memberikan solusi pekerjaan bagi masyarakat, terkhusus dirinya sendiri.

“Jika kami mau, kami bisa marah. Bayangkan, kami harus jaga hutan, tapi kami tak punya penghasilan. Mana keadilan?” ucapnya sambil menujuk arah hutan-hutan yang masih nampak sejauh mata memandang.

Kepala Desa Sri Wangi tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap sabar dan tidak bersikap radikal. Apalagi Desa Sri Wangi merupakan desa yang masih kental dengan hukum adat. 

Ketua Adat Desa Sri Wangi, Ibrahim (65 tahun) yang berharap masyarakat tetap sabar, karena sampai saat ini masih bisa makan meskipun bekerja lebih keras.

“Kita ada adat kesopanan, bagaimana pun kita harus saling menghargai. Semuanya harus dimusyawarahkan,” jelas Ibrahim sambil membuka buku pedoman adat dan memperlihatkan bagian pertama yaitu kesopanan.

Menanggapi keadaan masyarakat saat ini, Ibrahim juga mengaku merasakan. Namun tetap saja, sebagai masyarakat beradat tidak boleh bersikap radikal apalagi sampai terjadi pembunuhan.

“Bagaimanapun, masyarakat yang melanggar hukum adat akan tetap mendapatkan sanksi sebagaimana yang telah ditetapkan,” tegas Ibrahim.

Orang yang melanggar hukum atau aturan adat akan disidang di halaman ataupun aula desa dan akan disaksikan oleh masyarakat banyak. Tentu hal ini sangat memalukan. As’at sendiri mengaku malu jika terkena hukum adat.

“Malu lah kalau kena hukum adat, ditonton banyak orang,” tutur As’at. “Apalagi kita harus bayar denda adat,” sambungnya.

Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari khilaf dan salah, apalagi jika merasa dibatasi dan dirugikan, serta larut dalam tekanan, bisa saja masyarakat bertindak radikal.

Persoalan yang dirasakan masyarakat Desa Sri Wangi terkait pekerjaan dan penghasilan yang sulit mereka dapatkan, pemerintah sejatinya bisa memberikan solusi disamping terus bersosialisasi tentang pentingnya menjaga alam. Apalagi sebutan Kapuas Hulu sebagai “Jantung Dunia” sudah mulai dikenal. Harus ada keselarasan. Dan kesejahteraan masyarakat juga harus diutamakan.

Contoh Desain dan Layout Koran/Majalah Sederhana (Tugas Jurnalistik)

Memiliki emampuan mendesain merupakan salah keharusan bagi mahasiswa, termasuk mahasiswa komunikasi. 
Berikut Contoh Desain dan Layout Koran atau Majalah Sederhana











23/09/17

Resmi Digelar, Ini 7 Fakta ISCIS Manado 2017, Nomor 3 Luar Biasa

 

The First International Student Conference of Islamic Studies (ISCIS) 2017 telah dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Manado, Dr. Hj. Rukmina Gonibala, M.Si,  Jum'at (22/09/17) pagi.
Sebagai partisipan alias pemakalah pada kegiatan ini, jurnallukman.net akan membeberkan 7 fakta tentang kegiatan ini.
Pertama, ada grup Whatsapp.
Memanfaatkan kecanggihan teknologi, panitia membuat grup Whatsapp jauh-jauh hari sebelum hari H,  yangmana hal ini sangat memudahkan peserta dan panitia untuk saling berkoordinasi.
Kedua, menghadirkan tokoh hebat.
Setelah resmi dibuka, kegiatan memasuki sesi pertama (pleno),  yangmana pembicaranya adalah tokoh hebat yaitu Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA dan Dr. Ismail Wekke, Ph.D. Sebagai event internasional,  panitia menghadirkan Prof.  Rohizani Yaakub dari Universitas Sains Malaysia.
Ketiga, diadakan oleh Himadiksi.
Yang luar biasa dari ISCIS adalah kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Bidikmisi IAIN Manado dan merupakan Himadiksi pertama di Indonesia yang mampu mengadakan kegiatan level Internasional. Hal ini juga di sampaikan pembicara sesi pleno.
Keempat, melibatkan 29 peserta.
Sebanyak 29 peserta yang telah mengirim full paper merupakan mahasiswa PTKIN se-indonesia,  meskipun sebenarnya yang lolos abstrack sebanyak 80 orang termasuk mahasiswa dari Malaysia dan Thailand.
Kelima, peserta difasilitasi.
Fasilitas yang disediakan panitia mulai dari penjemputan di bandara, hingga penginapan. Di lokasi kegiatan,  peserta diberikan LO yang siap sedia membantu dan menemani peserta.
Keenam, kesolidan panitia.
Panitia sangat solid dalam mengurusi kegiatan,  terbukti setelah berjalan 1 hari kegiatan ini lancar, aman dan terkendali. Semoga tetap dipertahankan.
Ketujuh, akan dilaksanakan City Touring.
Ini yang ditunggu-tunggu peserta. Pada City Touring akan mengunjungi tempat-tempat wisata di Manado.  Semoga ini terealisasi.  Jika pun tidak, peserta bisa minta diantar oleh LO masing-masing.
Inilah 7 fakta ISCIS Manado 2017 versi jurnallukman.net.
Amazing...

20/08/17

Bendera Indonesia Terbalik di Pembukaan Sea Games 2017, Malaysia Minta Maaf

 

Sebanyak 857 kontingen dari Indonesia yang dipimpin langsung oleh I Gede Siman Sudartawa sebagai pembawa bendera tampil dengan setelan formal mengenakan jas berwarna biru tua dan celana warna krem di acara Pembukaan Sea Games 2017, yang digelar tadi malam, Sabtu, 19/07/2017.

Indonesia berada diurutan ketiga jumlah kontingen terbesar. Sedangkan, posisi pertama adalah Thailand dengan jumlah kontingen terbanyak yang berjumlah 1.264. Uniknya pada Sea Games 2017.
Malaysia memperlihatkan teknologi canggih dengan cahaya LED di berbagai penjuru stadion saat seremoni. Namun, ditengah semaraknya acara tersebut, terjadi insiden yang tidak mengenakkan bagi Indonesia.

Buku panduan dibagikan dan pada halaman ke-80 terdapat gambar bendera Indonesia tercetak terbalik, seharusnya merah putih menjadi putih merah, dan kesalahan hanya terjadi pada Indonesia.
Melihat hal ini, Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mengungkapkan kekecewaan melalui Twitter pribadinya dan mengatakan keteledoran Malaysia sangat menyakiti bangsa Indonesia. "Pembukaan #SEAgame2017 yg bagus tapi tercederai dg keteledoran fatal yg amat menyakitkan. Bendera kita....Merah Putih. Astaghfirullaah." tulisnya sebagaimana dilansir misterpanglayo.com

Pasca kicauan Menpora RI tersebut,  Hashtag#ShameOnYouMalaysia di media sosial Twitter pun menjadi viral sebagai bentuk kekecewaan Indonesia. 

Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, membalas cuitan Imam Nahrawi dan meminta maaf atas kesalahan panitia SEA Games 2017.

"Bapak Imam, tolong terima permintaan maaf tulus saya atas kesalahan ini. Sesungguhnya tidak ada niat jahat. Saya amat kesal akan kesalahan ini," tulisnya.

Untuk meredam ketegangan tersebut, pemerintah Malaysia langsung mengambil sikap dengan mengeluarkan surat permintaan maaf secara resmi. Melalui akun Twitter official SEA Games 2017 @KL2017.

Polnep Masuk 10 PT Terbaik Ristekdikti 2017 Kelompok Politeknik

 

Menristekdikti Mohamad Nasir mengumumkan klasterisasi dan pemeringkatan perguruan tinggi (PT) tahun 2017 kelompok non politeknik dan politeknik,  Kamis (17/07/2017) usai perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di lapangan kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong seperti dilansir kelembagaan.ristekdikti. go.id.

Didampingi Sekjen Kemenristekdikti Ainun Naim, Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo dan pejabat eselon I lainnya serta Tim Klasterisasi Perguruan Tinggi Indonesia 2017, Mohammad Nasir mengumumkan 5 (lima) klaster PT di Indonesia, dengan komposisi: klaster 1 berjumlah 14 PT; klaster 2 berjumlah 78; klaster 3 berjumlah 691, klaster 4 berjumlah 1,989,dan klaster 5 berjumlah 290.

Ada 14 PT terbaik (klaster I) tahun 2017 kelompok non politeknik, yaitu:1.Universitas Gajah Mada (score 3,66)2.Institut Teknologi Bandung (3,53)3.Institut Pertanian Bogor (3,45)4.Universitas Indonesia (3,38)5.Institut Teknologi Sepuluh Nopember (3,23)6.Universitas Diponegoro (3,08)7.Universitas Airlangga (2,99)8.Universitas Brawijaya (2,97)9.Universitas Hasanuddin (2,96)10.Universitas Negeri Yogyakarta (2,86)11.Universitas Sebelas Maret (2,85)12.Universitas Andalas (2,74)13.Universitas Pendidikan Indonesia (2,73)14.Universitas Padjadjaran (2,72)

Pada tahun 2017 ini, pemeringkatan untuk kelompok politeknik juga diumumkan oleh Kemenristekdikti, yangmana menghasilkan 5 (lima) klusterpoliteknik dengan komposisi: klaster1 berjumlah 10 politeknik; klaster 2 berjumlah 19; klaster 3 berjumlah 53,  klaster 4 berjumlah 54, dan klaster 5 berjumlah 52. Peringkat PT terbaik (klaster 1) tahun 2017 untuk kelompok politeknik ini adalah:1.Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ( Score 2,24)2.Politeknik Negeri Sriwijaya (1,96)3.Politeknik Negeri Semarang (1,96)4.Politeknik Negeri Malang (1.95)5.Politeknik Negeri Jakarta (1,91)6.Politeknik Negeri Jember (1,88)7.Politeknik Negeri Bandung (1,85)8.Politeknik Negeri Lampung (1,84)9.Politeknik Negeri Medan (1,82)
Dan Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) menduduki peringkat 10 dengan skore 1,71.
Diharapkan hasil pengelompokan/klasterisasi ini dapat mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk terus melakukan perbaikan mutu secara berkelanjutan dan memutakhirkan datanya di Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PD DIKTI) secara teratur, sesuai amanat Pasal 56 UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.